Kesalahan Umum Saat Menulis Artikel dan Cara Menghindarinya

Berita27 Views

Menulis artikel adalah kegiatan yang tampak sederhana namun sesungguhnya membutuhkan kejelian, kedisiplinan, dan kemampuan berpikir logis. Banyak orang mampu menulis, tetapi tidak semua bisa menulis artikel dengan baik. Kesalahan kecil yang diabaikan sering kali membuat sebuah tulisan kehilangan maknanya dan gagal menarik perhatian pembaca.

Di era digital saat ini, artikel menjadi salah satu bentuk komunikasi tertulis paling penting. Baik dalam media daring, blog pribadi, maupun jurnal ilmiah, artikel berperan sebagai wadah penyampaian gagasan dan informasi. Namun, tanpa pemahaman mendasar tentang bagaimana menulis yang benar, bahkan ide terbaik sekalipun dapat kehilangan daya tariknya.

“Menulis artikel itu seperti merangkai jembatan antara pikiran dan pembaca. Jika pondasinya rapuh karena kesalahan kecil, pesan yang ingin disampaikan tidak akan sampai dengan utuh.”

Untuk itu, artikel ini akan membahas berbagai kesalahan umum yang sering dilakukan penulis serta bagaimana cara menghindarinya, termasuk pemahaman penting tentang pengertian artikel sebagai dasar utama dalam menulis.

Pengertian Artikel dan Fungsinya

Sebelum membahas lebih jauh tentang kesalahan yang kerap terjadi, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan artikel.

Pengertian Artikel Menurut Umum dan Ahli

Secara umum, pengertian artikel adalah karya tulis yang disusun secara sistematis, berisi informasi, pendapat, atau analisis tentang suatu topik, dan ditujukan untuk dibaca oleh khalayak luas. Artikel berbeda dari bentuk tulisan lainnya karena memadukan unsur fakta dengan opini penulis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel adalah karya tulis lengkap seperti laporan berita atau esai yang dimuat di media massa, baik cetak maupun digital. Artikel berfungsi menyampaikan gagasan secara jelas, argumentatif, dan berdasarkan fakta.

Sedangkan menurut Gorys Keraf, ahli bahasa Indonesia, artikel merupakan tulisan yang bertujuan memaparkan gagasan atau pendapat dengan cara logis dan sistematis agar pembaca dapat memahami persoalan yang diangkat. Jadi, artikel bukan hanya soal menulis panjang lebar, tetapi soal menulis dengan tujuan dan struktur yang jelas.

Menulis artikel tanpa memahami pengertiannya sama seperti berbicara tanpa tahu kepada siapa kita berbicara. Tulisannya mungkin panjang, tapi pesannya tak pernah sampai.”

Fungsi dan Tujuan Artikel

Artikel memiliki beberapa fungsi penting dalam kehidupan modern:

  1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang suatu topik atau fenomena.
  2. Menghibur melalui gaya bahasa yang ringan dan naratif.
  3. Mendidik dengan memperkenalkan pengetahuan atau wawasan baru.
  4. Mempersuasi, yakni memengaruhi pembaca untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan pandangan penulis.

Dengan memahami pengertian dan fungsi artikel, seorang penulis bisa menempatkan tulisannya dalam konteks yang benar dan terarah.

Kesalahan Umum Saat Menulis Artikel

Banyak kesalahan yang terjadi saat seseorang menulis artikel, terutama bagi penulis pemula. Kesalahan ini sering kali tampak sepele namun berdampak besar terhadap kualitas tulisan.

1. Tidak Memahami Pembaca Sasaran

Salah satu kesalahan paling mendasar adalah menulis tanpa memikirkan siapa pembacanya. Akibatnya, gaya bahasa, struktur kalimat, bahkan isi artikel tidak sesuai dengan kebutuhan atau pemahaman pembaca.

Misalnya, jika menulis untuk kalangan akademis, penggunaan istilah teknis diperbolehkan. Namun, jika artikel ditujukan untuk umum, bahasa harus sederhana dan komunikatif.

Cara menghindarinya adalah dengan menentukan target pembaca sejak awal. Tanyakan pada diri sendiri: siapa yang akan membaca artikel ini, dan apa yang ingin mereka dapatkan?

2. Tidak Memahami Tujuan Penulisan

Artikel yang baik selalu memiliki tujuan yang jelas. Tanpa tujuan, tulisan akan kehilangan arah. Beberapa penulis menulis hanya karena ingin terlihat produktif tanpa memahami pesan utama yang ingin disampaikan.

Untuk menghindari kesalahan ini, tentukan sejak awal apakah artikel bertujuan untuk mengedukasi, mengajak, menghibur, atau memberikan opini terhadap suatu isu. Tujuan yang jelas akan memudahkan penulis dalam menentukan gaya bahasa dan struktur tulisan.

3. Kurangnya Pemahaman tentang Pengertian Artikel

Kesalahan berikutnya adalah menulis tanpa memahami apa itu artikel. Banyak penulis menganggap artikel sama dengan esai atau opini bebas, padahal artikel memiliki struktur dan ciri khas tersendiri. Artikel harus menyajikan fakta yang bisa diverifikasi, bukan sekadar pendapat pribadi.

Pemahaman yang salah tentang pengertian artikel membuat tulisan kehilangan bobot ilmiah dan cenderung subjektif. Untuk menghindari hal ini, biasakan melakukan riset sebelum menulis agar tulisan Anda berbasis data, bukan asumsi.

4. Struktur Tulisan yang Tidak Jelas

Artikel tanpa struktur yang jelas akan sulit dipahami. Banyak penulis melompat dari satu topik ke topik lain tanpa transisi yang baik. Pembaca pun akan kehilangan arah dan berhenti membaca di tengah jalan.

Solusinya adalah dengan membuat outline atau kerangka tulisan sebelum menulis. Dengan begitu, ide-ide besar dapat tersusun secara logis, mulai dari pendahuluan, pembahasan, hingga penutup.

5. Tidak Melakukan Riset yang Cukup

Artikel yang baik harus didukung oleh data dan fakta. Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah menulis berdasarkan opini pribadi tanpa melakukan riset. Akibatnya, artikel kehilangan kredibilitas.

Untuk menghindarinya, gunakan sumber yang valid seperti buku, jurnal, atau situs resmi. Cantumkan referensi jika diperlukan, terutama untuk topik yang bersifat ilmiah atau aktual.

6. Kalimat yang Terlalu Panjang dan Berbelit

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah membuat kalimat terlalu panjang dan sulit dipahami. Kalimat seperti ini membuat pembaca cepat lelah dan kehilangan fokus.

Gunakan kalimat pendek dengan struktur sederhana. Satu kalimat idealnya berisi satu ide utama. Jika ide terlalu kompleks, pecah menjadi dua atau tiga kalimat terpisah.

7. Mengabaikan Kaidah Tata Bahasa

Tata bahasa dan ejaan adalah fondasi dari tulisan yang baik. Banyak penulis lupa memeriksa tanda baca, huruf kapital, atau struktur kalimat. Kesalahan kecil ini bisa menurunkan kredibilitas penulis.

Selalu lakukan proofreading setelah menulis. Bacalah kembali tulisan Anda dengan saksama atau gunakan alat bantu pemeriksa ejaan agar kesalahan tidak terlewat.

8. Tidak Menyertakan Data atau Contoh Konkret

Artikel yang hanya berisi opini tanpa dukungan data akan terkesan lemah. Pembaca membutuhkan bukti untuk percaya pada argumen penulis. Itulah mengapa penting untuk menyertakan data, studi kasus, atau contoh nyata.

Misalnya, ketika menjelaskan pengertian artikel, Anda bisa menambahkan contoh artikel populer dari media ternama agar pembaca memiliki gambaran yang jelas.

9. Mengabaikan Transisi Antar Paragraf

Perpindahan yang kasar antar paragraf membuat artikel terasa kaku dan tidak mengalir. Setiap paragraf harus terhubung secara logis agar pembaca bisa mengikuti alur dengan nyaman.

Gunakan kata penghubung seperti selain itu, di sisi lain, atau oleh karena itu untuk memperhalus perpindahan antar ide.

10. Tidak Menyusun Penutup yang Kuat

Artikel yang baik tidak berhenti tiba-tiba. Sayangnya, banyak penulis yang mengakhiri artikel tanpa memberikan kesimpulan atau refleksi. Akibatnya, pembaca tidak mendapatkan pesan yang utuh.

Tulislah penutup yang merangkum isi artikel, mempertegas poin utama, dan jika perlu, memberikan ajakan kepada pembaca untuk berpikir atau bertindak.

“Akhiran sebuah artikel bukanlah penutupan cerita, tetapi pintu untuk membuka percakapan berikutnya.”

Cara Menghindari Kesalahan dalam Menulis Artikel

Setelah mengenali kesalahan umum, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi agar tulisan lebih baik dan terhindar dari kesalahan serupa.

Rencanakan dan Riset Sejak Awal

Sebelum menulis, rancanglah ide utama dan lakukan riset mendalam. Gunakan referensi dari sumber yang kredibel. Riset yang baik akan memperkuat argumen dan menambah bobot tulisan.

Buat Kerangka Tulisan

Kerangka berfungsi sebagai peta bagi penulis. Dengan membuat outline, penulis dapat menjaga fokus dan memastikan semua ide tersampaikan dengan baik.

Gunakan Bahasa yang Efektif

Bahasa yang efektif berarti jelas, padat, dan mudah dipahami. Hindari kalimat pasif berlebihan dan pilih kata yang relevan dengan topik.

Proofreading dan Revisi

Langkah ini tidak boleh dilewatkan. Setelah menulis, istirahat sejenak lalu baca ulang dengan sudut pandang pembaca. Anda akan menemukan banyak bagian yang bisa diperbaiki.

Tambahkan Unsur Emosional dan Data

Tulisan yang baik tidak hanya informatif tetapi juga menyentuh. Gabungkan data faktual dengan sentuhan emosional agar pembaca lebih terlibat.

Pelajari dari Artikel Lain

Bacalah artikel dari penulis lain yang lebih berpengalaman. Amati bagaimana mereka menyusun kalimat, membuat alur logis, dan menutup tulisan dengan kuat.

Refleksi Pribadi Penulis

Sebagai penulis, saya meyakini bahwa kesalahan dalam menulis bukanlah kegagalan, melainkan bagian dari proses belajar. Tidak ada artikel yang sempurna sejak awal. Setiap revisi adalah langkah menuju tulisan yang lebih baik.

“Kesalahan bukan musuh dalam menulis, tapi guru yang sabar. Ia mengajarkan kita untuk lebih teliti, lebih jujur, dan lebih memahami apa arti komunikasi sejati.”

Menulis adalah perjalanan panjang yang membutuhkan latihan terus-menerus. Pemahaman tentang pengertian artikel hanyalah awal dari proses menjadi penulis yang matang.

Mengakhiri Tulisan dengan Refleksi dan Inspirasi

Menulis artikel yang baik bukan hanya tentang kemampuan merangkai kata, tetapi tentang bagaimana menyampaikan gagasan secara jelas, jujur, dan bertanggung jawab. Banyak kesalahan bisa dihindari jika penulis memahami pengertian artikel, menyusun struktur yang logis, dan melakukan riset yang mendalam.

Artikel yang berkualitas bukan hanya memberi informasi, tapi juga membangkitkan inspirasi dan membangun pemahaman. Dengan belajar dari kesalahan dan terus memperbaiki diri, siapa pun dapat menjadi penulis artikel yang efektif dan berpengaruh.

“Menulis bukan sekadar aktivitas, melainkan seni menyampaikan kebenaran dengan cara yang paling indah dan bermakna.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *